Rahmat Mirzani Djausal
Jihan Nurlela Chalim
Example 728x250
Kata Mereka

Danantara

14
×

Danantara

Sebarkan artikel ini
exspaper.com

Danantara harus menjadi pilar utama negeri ini dalam melakukan investasi di Luar Negeri, menjadi lembaga dengan kekuatan keuangan yang dahsyat yang mampu menghasilkan devisa bagi negara dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi, penyumbang utama bagi APBN dan mampu mengurangi dan menghilangkan ketergantungan negara ini pada hutang luar negeri.

Prifko Yuhady – Sekjen BRIM-08

Danantara sebetulnya bukan hal baru di dunia, tetapi menjadi barang baru di system perekonomian Indonesia.

Semua hal yang baru memang terlihat awalnya menakutkan, mengkhawatirkan, dan membuat penasaran, padahal setelah lama dan dijalankan hal yang baru tersebut bisa saja malah menyenangkan, uenak tenan dan bagian dari masa depan, contohnya pengantin baru.

Di luar negeri sendiri sudah ada beberapa lembaga serupa Danantara yang bertugas mengelola aset negara, melakukan investasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, misalnya Temasek Holdings-Singapura, China Investment Corporation-China, Mubadala Investment Company- UEA. Semua lembaga tersebut saat ini ternyata memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi negara masing-masing dan menjelma menjadi lembaga yang memiliki keuangan dan aset paling besar di negaranya.

Ide Danantara sendiri sebetulnya bukan hal baru di lingkungan ekonom asli negeri ini, paling tidak bersit idenya pernah ane baca dalam salah satu kutipan artikel Tempo sekitar Tahun 80’an, kalau ane tidak salah ingat, waktu Begawan Ekonomi Sumitro di wawancarai media ini.

Kurang lebih Sumitro menyampaikan bahwa Indonesia harusnya memiliki salah satu lembaga yang memiliki modal yang kuat dan besar untuk mendukung pengembangan ekonomi Indonesia, sehingga negeri ini bisa mandiri dan tidak bergantung dengan hutang luar negeri. Saat itu dia mencontohkan Singapura, salah satu negara yang faktanya memiliki lembaga sejenis Danantara yaitu Temasek Holdings yang merupakan salah satu lembaga pengelola investasi tertua di dunia (1974) dibandingkan dengan CIC-China ( 2007), Mubadala-UEA (2017).