Rahmat Mirzani Djausal
Jihan Nurlela Chalim
Example 728x250
Kata Mereka

Gus! Kalau Gak Salah Makan Ya Salah Ngucap

97
×

Gus! Kalau Gak Salah Makan Ya Salah Ngucap

Sebarkan artikel ini
exspaper.com

Berkah dan Laknat

Pengunduran diri Gus Miftah mendapatkan perhatian, Presiden Prabowo Subianto menganggap bahwa tindakan yang diambil oleh Gus Miftah adalah tindakan yang bertanggung jawab dan mencerminkan seorang ksatria.

Publik menyayangkan sikap Gus Miftah yang tidak langsung meminta maaf kepada si penjual es teh yang bernama Sunhaji. Jika benar bahwa Gus Miftah adalah seorang ksatria, maka dirinya akan meminta maaf setelah melontarkan kata “Goblok” kepada Sunhaji.

Namun, orang yang dianggap ksatria oleh Presiden Prabowo itu nyatanya tidak langsung meminta maaf secara sadar, terlebih acara tersebut sudah lebih dari sepekan dari kemunculan penggalan video viral itu.

Boleh jadi bahwa memang Gus Miftah sama sekali tidak merasa bersalah, dan tetap dalam pendiriannya bahwa itu adalah bagian dari “guyonan” khas dakwahnya, wallahualam bissawab.

Jika dilihat dari nilai-nilai Ketuhanan dalam agama Islam, Allah SWT adalah Maha Pengatur, Allah mengatur berkah untuk menaikkan derajat seorang yang fakir dan miskin, dan Allah mengatur laknat bagi orang-orang yang lalai kepada-Nya.

Tidak sedikit dari masyarakat yang menganggap bahwa ini adalah berkah dan juga laknat.

Allah SWT telah mengatur tentang pentingnya menjaga lisan, ini tertulis dalam Al-Quran surat Qaf ayat 18 yang berbunyi:

“Maa yalfizu min qawlin illaa ladaihi raqiibun ‘atiid”
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.” (Q.S. Qaf 50:18)

Sementara dalam Hadits Riwayat Muslim dikisahkan terkait hukum seseorang yang tidak bisa menjaga lisannya.

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim No. 2988)

Menjaga lisan bukanlah perkara yang mudah, menjaga lisan perlu dilatih agar terbiasa untuk mengeluarkan kata-kata yang baik. Namun, mungkin ada saja manusia-manusia yang dicabut nikmatnya dalam menjaga lisan oleh Allah SWT.

Perihal urusan mencabut nikmat manusia, Allah yang Maha Kuasa, mungkin saja dicabutnya nikmat dalam menjaga lisan kepada Gus Miftah adalah karena Allah rindu kepadanya.

So, guys! Jaga lisan atau tutup mulut; karena sebaik-baik lisan ialah yang tidak mencela saudara seiman, dan sesuatu yang berharga adalah yang tertutup. Seperti mulut harimau, berharga bagi kita jika tertutup, tapi berbahaya bagi kita jika terbuka.

Selamat Malam, wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.