Kata Mereka

Ijazah Palsu Alasan Buntu

134

Mendengar dan Mengamati

Johann Von Goethe, filsuf Jerman mengatakan “Berhati-hatilah saat memencar-mencar kekuasaan Anda, teruslah berjuang menghimpun kekuasaan Anda. Orang jenius beranggapan bahwa mereka sanggup melakukan apa pun yang mereka lihat orang lain lakukan, tetapi mereka pasti menyesali setiap hasil buruk apa pun.”

Sudahlah sebenarnya masyarakat mengerti, bahwa bergaining position merupakan proses negosiasi yang akan menjelma menjadi bergaining power untuk tetap mendapatkan andil dalam suatu posisi. Masyarakat saat ini mengerti tentang itu. Tapi yang tidak dimengerti mengapa pemikiran jadi sebuntu itu!?

Lagi-lagi menurut masyarakat, dan tidak sedikit, mungkin saja lebih dari 143.391 jumlahnya, bahwa kemenangan Aries Sandi ini adalah kemenangan masyarakat Pesawaran. Mengapa? Karena menurut mereka Aries Sandi selama ini banyak mendengar dan melihat kebutuhuan masyarakat Pesawaran.

Aries Sandi mungkin belajar dari kesalahan Kerajaan Wu, salah satu kerajaan di Cina pada awal abad enam sebelum masehi.

Kisah Kerajaan Wu adalah paradigma semua kerajaan yang hancur akibat pencapaian prestasi yang berlebihan, mabuk akan kekuasaan dan tergila-gila dengan ambisinya, kerajaan semacam ini berkembang hingga proporsi yang aneh dan mengalami kehancuran total. Seperti halnya yang terjadi dengan Athena kuno.

Dengan memberikan telinganya kepada masyarakat Pesawaran selama ini, dan kurang puasnya masyarakat terhadap era Bupati sebelumnya, bisa sangat mungkin “Tyche” berpihak pada Aries Sandi dan masyarakat dengan sukarela memberikan suaranya. Seperti apa yang dikatakan penyair Lebanon, Kahlil Gibran. “Beri Aku Telinga dan akan kuberi kau suara.”

Telinga itulah yang dijadikan fasilitas oleh Aries Sandi untuk lebih banyak mendengar tentang duka lara sebagian besar atau mayoritas masyarakat Pesawaran yang nyaris tidak pernah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya.

Exit mobile version