Hal lain yang perlu dipahami bukanlah sebuah Langkah baik untuk mendekatkan diri kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Senada dengan yang dikatakan mantan Menteri luar Negeri Amerika Serikat “menjadi musuh Amerika Serikat adalah berbahaya, namun menjadi temannya adalah kesalahan fatal” Kissinger seolah mencoba menjelaskan bahwa berhubungan dengan Amerika Serikat adalah sebuah kesalahan. Kita melihat bagaimana ekonomi Eropa tunduk pada nilai-nilai yang ditetapkan Amerika Serikat dan tidak boleh melebihi daripada kepentingan Amerika Serikat itu sendiri.
Kremlin tidak akan diam, Kremlin adalah bangsa yang memiliki banyak track record Sejarah dari mulai manis dan pahitnya. Dari mulai sebagai negara agraris di zaman Tsar Rusia, Industri padat karya di zaman Uni Soviet, sampai dengan ekonomi campuran seperti hari ini menjadikan Rusia sebagai negara Independen yang ingin juga memiliki pengaruh untuk kepentingannya di Eropa Timur dan juga Timur Tengah.
Rusia sudah banyak belajar dan sebagai negara yang besar sudah dipastikan Kremlin yang memiliki sumber daya yang berlimpah akan memainkan manuver strategis, Beijing yang memiliki ekonomi terbesar setelah AS akan menyokongnya. Dan Indonesia harus menjadi bagian dari permainan besar ini.
Perlu di ingat dalam kerja sama ekonomi Indonesia benefit paling terasa yang akan dirasakan adalah transfer teknologi, investasi, pangan, Energi, dan yang terpenting adalah penguatan nilai mata uang anggotanya.
Salah satu visi dari BRICS adalah menghilangkan ketergantungan dengan barat terutama pengaruh Amerika Serikat, Indonesia akan dengan mudah mengakses pembelian gas dan minyak murah dari Russia karena Sanksi Eropa dan Amerika Serikat. Dan kemungkinan Indonesia akan mendapatkan cipratan dari produksi mobil Listrik murah yang lebih baik daripada produksi Eropa dan Jepang.
Dunia sedang ada dalam diujung perang industri yang berdarah-darah dan akan ada keyakinan Presiden Prabowo diwakili Menteri Luar Negeri Sugiono akan menyelamatkan Indonesia lewat manuver strategis ini. BRICS bukan pakta pertahanan seperti halnya NATO, SEATO, ANZUS, CENTO. BRICS tidak ada bedanya dengan ASEAN atau forum ekonomi G20.
Namun perlu dipahami BRICS yang terdiri dari Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan memiliki jumlah populasi 3.3 miliar populasi dan belum termasuk negara-negara yang sudah sepakat menjadi mitra strategis seperti Thailand, Malaysia, dan lainnya. Menjadikan langkah Prabowo untuk membawa Indonesia untuk masuk ke dalam BRICS adalah Langkah Sejarah yang perlu kita dukung.
Mengintegrasikan ekonomi Indonesia dengan sebuah organisasi ekonomi yang mewakili 40% PDB dunia adalah Langkah strategis yang jelas untuk menyelamatkan Indonesia dari lesunya ekonomi Nasional karena permasalahan global.
Indonesia akan terhubung secara teknologi dengan pasar Russia yang sudah memiliki berdikari dengan teknologinya, dengan China dan India yang memiliki kemampuan dalam mendorong industrinya, dan Brazil dengan ketahanan pangannya yang Sudah terkenal bahkan sebelum perang dunia kedua.