Rahmat Mirzani Djausal
Jihan Nurlela Chalim
Example 728x250
Kata Mereka

Menanti Pandangan Strategis Prabowo, Bagian 1: Prabowo Dan Korupsi

Avatar photo
157
×

Menanti Pandangan Strategis Prabowo, Bagian 1: Prabowo Dan Korupsi

Sebarkan artikel ini
Menanti Pandangan Strategis Prabowo, Bagian 1: Prabowo Dan Korupsi
exspaper.com

Pemodal Besar Kuasai Demokrasi

Menurut Prabowo, keadaan Indonesia dalam kondisi yang sangat rawan, banyak pemimpin di negeri ini bisa dengan mudah disogok yang pada akhirnya tidak ada keadilan ekonomi bagi rakyat Indonesia, dan tentu tidak ada keadilan politik bagi bangsa Indonesia.

Menurut Presiden Prabowo, Indonesia saat ini ada di persimpangan jalan, dirinya selalu waspada terhadap demokrasi di negeri ini apakah kedepan akan di hijack, akan disandera oleh para Kurawa yang memang sudah memiliki kekuasaan namun selalu ingin lebih.

Presiden Prabowo memang tidak menulis bahwa Indonesia isinya hanya Kurawa saja, banyak juga Pandawa, orang baik, namun menurutnya masih sedikit.

Para Kurawa ini menurutnya, menginginkan Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang lemah, inginkan pemerintahan boneka, mereka ingin mengendalikan bangsa Indonesia, menginginkan Indonesia dipimpin oleh pemerintah yang korup, oleh pemimpin-pemimpin dan pejabat-pejabat yang korup, yang dapat diatur tentunya.

Pemimpin Bisa Dibeli, Dalam Pemilihan Uang Berkuasa

Presiden Prabowo dalam bukunya menyatakan bahwa bangsa Indonesia mengalami penyakit yang mendalam, unsur masyarakat sudah rusak, rusak moral dan rusak mental.

Moral dan mental yang rusak ini penyebabnya adalah korupsi, setiap tingkat kepemimpinan syarat dengan sogok menyogok, dengan banyaknya uang, dapat membeli suara, dapat membeli loyalitas dan dapat membeli ketaatan.

Menurut mantan Jenderal Kopassus ini banyak pemimpin, pejabat kita saat ini bukan taat kepada Undang-Undang Dasar, bukan taat kepada kepentingan bangsa, tetapi taat kepada yang memberi uang. Menurutnya karena demokrasi liberal yang dilaksanakan hari ini membutuhkan biaya besar.

Memang benar Indonesia sudah merdeka 79 tahun lamanya, namun hari ini jauh dari kata merdeka, Indonesia tidak lagi dijajah menggunakan kekuatan militer, tapi menggunakan kekuatan uang. Prabowo mengatakan bahwa dengan uang, bangsa kita bisa dijajah kembali.

Hakim-hakim, para politisi, anggota-anggota DPR, ketua-ketua partai banyak yang lemah dan bisa dibeli, hampir semua lembaga bisa dirusak dengan uang, termasuk para pemimpin agama ada yang sudah mulai bisa dirusak dengan uang.

Presiden Prabowo juga menyebutkan banyak politisi yang tidak arif, yang dapat dibeli dan patuh kepada pemodal, dan yang berpikir bahwa politik adalah urusan menang semata.

Namun tidak juga sedikit politisi yang menjadikan politik adalah ajang merebut demi memenangkan kepentingan kelompok, ialah mereka yang memandang politik sebagai usaha bersama untuk memperbaiki kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia.

Namun politisi yang seperti itu cenderung kekuatan politik mereka “diobok-obok” oleh para pemodal besar dan para pion-pionnya yang bermental imperialis, pada akhirnya tidak juga sedikit dari mereka yang tumbang dan tersingkirkan.

Saat ini seringkali ketua umum partai melawan anak buahnya sendiri yang memang mereka besarkan, namun berbalik menjadi lawan karena memiliki backing pemodal besar.