Masyarakat dapat melihat dan menilai, bahwa calon Bupati/Walikota itu bukanlah “Pilihan Prabowo”, mereka hanya pilihan dari oknum-oknum yang berusaha mendapatkan keuntungan dari rekomendasi partai.
Pilkada Lampung, bukanlah satu-satunya ajang pertarungan petahana; Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan merupakan provinsi dimana petahana bertarung untuk dapat duduk kembali di periode ke-dua.
Walaupun belum dilakukan pemilihan, banyak masyarakat menilai bahwa pemenang Pilkada akan dimenangkan oleh mereka yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Diketahui KIM adalah kelompok partai politik yang mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, terdapat sembilan parpol dalam Koalisi Indonesia Maju seperti; Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Gelora, Garuda dan Prima.
Sedangkan KIM Plus adalah inisiasi dari Prabowo untuk menggabungkan parpol-parpol yang sebelumnya bertarung di Pilpres 2024, hal ini sebagai langkah untuk mempermudah Prabowo-Gibran memimpin sehingga mindset keberlanjutan dapat berjalan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Apakah dengan bergabungnya PKS, PKB, PPP, Perindo dan NasDem akan mempermudah kemenangan penantang petahana di Pilkada Provinsi Lampung?
Survei Elektabilitas Calon
Elektabilitas pasangan Arinal-Sutono masih jauh berada dibawah pasangan Mirza-Jihan, status petahana yang dipegang oleh Arinal seolah “babak belur” pada babak-babak akhir menuju hari-hari pencoblosan.
Menurut hasil Lembaga Survei Indonesia, keunggulan pasangan Mirza-Jihan tanpa menggunakan kartu bantu surat suara memperoleh hasil 68,9% sedangkan Arinal-Sutono memperoleh suara 22,3%, sedangkan responden yang “Tidak Tahu/Rahasia” sebesar 8,8%.
Keunggulan Mirza-Jihan juga tetap konsisten dengan menggunakan kartu bantu surat suara, terbukti hasil yang diperoleh Mirza-Jihan sebesar 69,0%, sedangkan pasangan Arinal-Sutono memperoleh suara sebesar 23,8%, dan untuk “Tidak Tahu/Rahasia” sebesar 7,2%.
Survei LSI diatas dilakukan dengan sampel basis sebanyak 800 responden, diambil dengan metode multi-stage random sampling, terdiri dari warga negara Indonesia di Provinsi Lampung yang memiliki hak pilih, atau mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Kemudian dilakukan oversample di Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pesawaran, Pringsewu, dan Pesisir Barat masing-masing sebanyak 400 responden, sehingga total sampel sebanyak 2.490 responden.
Dilakukan pembobotan dalam analisis gabungan sehingga sampel dari seluruh kabupaten/kota terdistribusi secara proporsional pada tingkat provinsi.
Dengan asumsi stratified random sampling, total sampel tersebut memiliki tingkat margin of error sebesar +/- 3% pada tingkat kepercayaan 95%. Link hasil survei LSI.
Nama Rahmat Mirzani Djausal sendiri menurut hasil dari survei LSI jauh unggul dari Arinal Djunaidi, lantas apakah calon kepala daerah di Kabupaten/Kota masih berperan penting untuk memenangkan Mirza?