Dukungan Calon Kepala Kabupaten/Kota
Seperti yang kita tahu, bahwa terdapat tiga Kabupaten dan satu Kota dengan mata pilih yang besar di Provinsi Lampung seperti Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Timur dan Lampung Tengah.
Di Bandar Lampung, petahana Eva Dwiana-Dedi Amarullah diusung oleh partai Gerindra serta koalisi KIM Plus, ini sudah pasti menjadi suara tambahan untuk Mirza, mengingat suara Mirza sendiri di Bandar Lampung diperkirakan bisa mencapai 50% lebih.
Di Lampung Selatan, ada Radityo Egi Pratama, menantu Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang diusung oleh Gerindra dan KIM Plus. Sedangkan petahana Nanang Ermanto-Antoni Imam diusung PDI Perjuangan dan satu partai anggota koalisi KIM Plus yaitu PKS.
Entah bagaimana cara Egi memenangkan di Pilkada Lampung Selatan!? Memang benar, jika melihat gemuknya partai koalisi yang mendukung, sudah dipastikan Egi-Sayiful keluar sebagai pemenang. Entah siapa yang mendompleng siapa, yang pasti Lampung Selatan adalah salah satu “KEK nya Pilkada Lampung”.
Lalu di Lampung Timur dengan segala cara dan upaya, akhirnya Dawam Rahardjo dipastikan maju untuk menantang “Teh Ela” Siti Nuryama yang akhir-akhir ini sering kita dengar dengan panggilan “Mbak Ela.”
Lagi-lagi, jika dilihat dari koalisi yang menjadi pengusung dan pendukung, tentu saja pasangan Ela-Azwar dipastikan akan dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lampung Timur, walaupun ada saja yang akan “teriak” pasca perhitungan suara, melihat awal dari penetapan calon sudah pada “teriak-teriak”.
Menuju ke Tengah, kata berita, Mirza sudah mendapatkan gelar kehormatan Ksatria Shri Natha Bhuwana dari kelompok minoritas Hindu-Bali di Lampung Tengah, walaupun lingkup Ksatria hanya di Lampung Tengah, ini sudah menjadi tanda bahwa Mirza diterima dan sudah menjamah komunitas Hindu-Bali khususnya di Kabupaten Beguwai Jejamo Wawai ini.
Sebelum penetapan calon, sering kita lihat Wakil Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya kedapatan “jalan bareng” dengan Mirza, seperti “nobar” AFC U23 di Lapangan PKOR Way Halim beberapa bulan lalu.
Namun Ardito ditinggal, bukan hanya oleh Gerindra (Mirza), tapi juga oleh PKB (Nunik), walaupun Ardito mengklaim dirinya masih menjabat ketua DPC PKB Lampung Tengah, hebatnya Ardito-Koheri diusung oleh PDI Perjuangan.
Soal klaim-mengklaim politikus memang jagonya klaim. Entah siapa yang berjasa atas kemenangan Musa Ahmad, namun sebagian besar masyarakat Lampung Tengah menyebutkan peran bahwa sosok Almarhum Ahmad Pairin merupakan bagian penting dari kemenangan Musa di periode pertama.
Lantas siapa yang akan bekerja untuk sebenar-benarnya kepentingan di Lampung Tengah? Atau khususnya di empat wilayah yang menjadi “Kawasan Pemilihan Khusus” atau KEK nya Pilkada ini?
Di Lampung, banyak tokoh hebat atau petahana yang diusung oleh koalisi KIM Plus, seperti calon Walikota Metro Wahdi Siradjuddin, petahana yang pada pilkada Kota Metro sebelumnya yang berjuang melalui jalur independen.
Apakah kata “linier” hanya akan menjadi kata saja, ataukah memang berusaha untuk diterapkan? Apakah suara Mirza akan sama dengan suara-suara calon Bupati/Walikota di masing-masing daerah? Jika tidak sama, maka para oknum “rekomendasi partai” harus bertanggung jawab.
Karena jelas, masyarakat dapat melihat dan menilai, bahwa calon Bupati/Walikota itu bukanlah “Pilihan Prabowo,” mereka hanya pilihan dari oknum-oknum yang berusaha mendapatkan keuntungan dari rekomendasi partai. Silahkan bantah.
Menurut survei, memang Arinal-Sutono (Arjuno) statusnya adalah underdog di empat wilayah ini atau pun di Provinsi Lampung, tapi harus juga diingat, bahwa DPP PDI Perjuangan melalui Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa Lampung menjadi perhatian. Hal itu disampaikan Ganjar pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5 PDI Perjuangan di Jakarta.
Apakah Pilkada kali ini Arjuno dapat mencetak Upset dan mengalahkan Mirza-Jihan dalam Pemilihan Gubernur Lampung mengingat bukan hanya koalisi mereka yang gemuk tapi juga organ relawan Mirza-Jihan amatlah “gemuk”